Selamat datang di blog KJB! Selamat Anda telah mendapat peunjuk dari Tuhan sehingga diarahkan menuju webblog ini, Anda orang yang terpilih

Klik to Chat Admin

Thursday, August 7, 2008

history

KOMUNITAS JAZZ BANTEN Didirikan sejak 2003 dengan nama Bantampolis Band, kemudian berkembang menjadi komunitas, karena banyaknya yang antusias untuk turut serta dalam latihan/jamming/menyanyi di studio GESBICA IAIN "SMH" Banten. Maka pada 11 September 2005 dilaksanakan Jazz on Campus (1) di Auditorium STAIN "SMH" Banten, dilanjutkan dengan pembentukan koordinator komunitas jazz Banten (Purwo "Cak Wo" Rubiono). Acara diisi oleh Band JOL (2 lagu pembuka), Achax Band (2 lagu), dan Bantampolis Band (20 lagu).

Pada Jazz on Campus (2) dilaksanakan di halaman parkir kampus IAIN "SMH" Banten (Jum'at, September 2007). diikuti oleh 8 band dari sekolah dan kampus (pukul 14:00 s/d 16:00 WIB). Malamnya (18:30) dibuka oleh KPJ Rangkasbitung, kemudian Bantampolis Band (20 lagu).
Sponsor: Gudang Garam Nusantara

Sunday, August 3, 2008

Mengenal Keyboard

Masih di SMA kelas 1, saya mulai menyukai permainan keyboard yang sering ditayangkan TVRI, di lain waktu saya berjalan-jalan ke pelabuhan merak, tanpa sengaja melihat sebuah Band sedang berlatih di sebauh kantor (entah kantor ASDP atau Bea Cukai, yang jelas berseberangan dengan Kantor Angkatan Laut), disitu saya melihat pemain keyboard sepertinya menikmati permainannya. Maka saya mencoba memainkannya dengan pianica, memainkan lagu mengikuti kaset dengan Pianica, (pianica tidak bisa di transpose). memegang Keyboard pertama kali di Sekolah saat perpisahan sekolah, memainkan lagu Mars SMA dan Indonesia Raya.
Saat bapak saya pindah kerja ke palembang, otomatis saya ikut pindah, padahal sudah semester akhir di kelas 3 SMA. Saat lulus, saya coba mendaftar di IKJ, dengan segala ketidaktahuannya, maka saya masuk jurusan Piano Mayor. Tentu saja tidak lulus, lingkungan saya tidak memungkinkan untuk bisa baca notasi balok, apalagi tidak memiliki piano atau sejenisnya.
Setelah menganggur setahun di Jakarta, maka saya pulang ke Merak (1991), saat melewati kota Serang, saya lihat kampus IAIN, dalam hati saya "Wah, IAIN kan negeri, pasti murah, apalagi adik saya banyak dan masih kecil-kecil (5 orang adik, saya tertua, jadi semuanya 6)", setelah saya cek, ternyata di dalam ada alat musik. Maka saya daftar untuk kuliah di IAIN (fak. Syariah, jurusan Pidana Perdata Islam). Disanalah saya punya banyak waktu untuk mempelajari keyboard, waktu itu masih pakai Yamaha PSS, yang belum ada touch dan transposenya.

Tak kemudian terbentuklah grup Kasidah Moderen bernama Gesbica (Gema Seni Budaya Islam Campus)

Jazz dari Paman

Pertama kali mengenal jazz ketika paman saya membawa kaset bertajuk "Tembang Remaja", yang entah sekarang ada dimana kasetnya. saat kelas 1 SMA (SMAN Cilegon - Kavling Blok.F) saya berteman dengan Nugroho, i juga pendengar setia Jazz, ia sarankan untuk mendengarkan band-band indonesia, maka secara mencicil saya membeli Indonesia 6 (ada Iwan Wiradz,dll), Spirit Band (Komala Ayu, Didik SSS, Dewa Bujana, dll), Bhaskara (Embong R, Mates, Dullah Suweleh, Luluk Purwanto, dll), Karimata (Aminoto Kosin, erwin gutawa, dll), Krakatau (Dwiki Dharmawan, Gilang Ramadhan, Trie Utamie, dll). Juga Sarah Vaughan, Louis Armstrong, dan beberapa instrumentalia dan Big Band dalam tajuk 66 Jazz Standard oleh polygram. Dan lagi-lagi semuanya lenyap.
Sebelumnya saya juga sudah mendengarkan Matt Monroe (Walk Away, Born Free, dll), Jim Reeves (Adios Amigo, dll), ABBA, Boney M, dari koleksi bapak saya. Saya merasa semua bermanfaat untuk pengetahuan musik saya. Dan itu sangat terasa sekarang saat saya bekerja di salah satu hotel di cilegon sebagai pemain Keyboard dalam sebuah Band.

Friday, August 1, 2008

DARI WARUNG ROKOK JADI JAZZ

Saat saya masih SMP kelas 3 (sekitar 1985-86), saya sering nongkrong di warung rokok tempat teman saya membantu kakaknya nunggu warung, hanya berjarak beberapa rumah saja dari rumah saya, sekitar selesai shalat Zuhur hingga magrib saya nongkrong disana, setiap hari. Kawan saya sebut saja Sugiono, sering bermain gitar saat sepi pembeli, saya memperhatikannya hingga suatu saat bertanya secara detil dan mencoba memainkannya. Setelah menghafal beberapa kunci (accord), maka saya minta diajarkan lagu Flamboyan (Bimbo). Sugi menyuruh saya membuat teksnya, lalu ia akan mencantumkan kunci-kunci. Lalu saya mainkan dengan tempo yang tidak teratur (karena masih menghafalkan kunci), kadang menyanyi terhenti sejenak atau dipanjangkan untuk menunggu selesai memegang kunci. Dalam dua minggu saya sudah hafal kunci-kunci.

Dari sana, saya membuat teks lagu-lagu lainnya, dan kawan saya yang orang jawa itu setia mencantumkannya kunci-kunci. Setelah hafal beberapa lagu, saya bisa mencari kunci sendiri, beserta nada dasarnya, karena setelah difahami bahwa setiap lagu mempunyai struktur yang sama.

Saya tertarik dengan lagu Vina Panduwinata, yaitu "Biru", dan mencobanyanya dengan
accord Mayor7. Ternyata memang enak. Ada teman yang hendak membawakan lagu itu, tetapi tidak masuk, karena tidak menggunakan accord mayor7. Selanjutnya saya membeli kaset-kaset terbaru yang saat itu sedang populer diantaranya kategori Pop Kreatif dan saya coba mengikutinya dengan gitar. Disana ada Deddy dhukun, Faridz RM, Dian Pramana Poetra, January Christy, Mus Mujiono, Vina Panduwinata, dan sebagainya, campur. Tetapi saya juga mendengarkan lagu Keroncong dari Bapak saya, lagu-lagu sunda, Jawa (waktu itu dibawakan oleh Eddy Silitonga), termasuk Rhoma Irama. Semua saya coba ikuti dengan gitar, yang paling berkesan ialah pada lagu Keroncong dan Rhoma Irama, terdapat kunci-kunci sisipan, dan pada lagu Rhoma terdapat struktur accord yang tidak lazim.

ikuti blog ini

Follow My Blog

Popular Posts

KARYA KITA