Selamat datang di blog KJB! Selamat Anda telah mendapat peunjuk dari Tuhan sehingga diarahkan menuju webblog ini, Anda orang yang terpilih

Klik to Chat Admin

Sunday, December 27, 2015

BELAJAR GITAR

Fase belajar gitar, hendaknya melatih chord terlebih dahulu agar jari terbiasa memegang gitar, sekaligus secara langsung dalam latihan lagu agar tidak membosankan. Selain itu, siswa juga berlatih tempo ketika mengiringi lagu.

Untuk awal, dikenalkan chord tingkat satu (1). Yaitu chord C, F dan G. Baru kemudian chord tingkat 2, yaitu Am, Dm, dan E.


Pertemuan ke-1
Lagu Ambilkan Bulan
Chord (C,F,G)

Pertemuan ke-2
Lagu Ambilkan Bulan
Chord (C,F,G, Dm)

Pertemuan ke-3
Lagu Ibu Kartini
Chord (C,F,G, Dm, Am)

Pertemuan ke-4
Lagu Hymne Guru
Chord (C,F,G, Dm, Am, Em)


Tuesday, December 22, 2015

DANA AMANAH

Elang Putih berkata:

Saya mampir lagi, sedikit menjelaskan…
Yaa…memang, terlalu banyak pihak yang memanfaatkan situasi demi kesenangan sendiri. Dan selain itu ada beberapa pihak yang memang sengaja memperkeruh situasi. Apalagi dengan dibumbui nuansa klenik, mistis, figur proklamator, dokumen asli tapi palsu dan belum lagi menyangkut pihak luar negeri pula tambah runyam. Apalagi sudah ada yang nekat meluncurkan bukunya, tapi kebenarannya nihil.
Percayalah, informasi dana amanah yang anda dapatkan itu hanya sepotong-sepotong.
Dan itupun belum tentu benar. PENTING!!! Kerugian tidak akan dialami, jika TIDAK ADA nafsu ingin memperkaya diri sendiri dari dana amanah ini. Karena niat memperkaya diri sendiri itu bukanlah amanah.
Berikut saya sampaikan fakta yang ada mengenai dana amanah ini,
1. Dana amanah ada, masih aman di tempatnya. Dan tidak dapat dicairkan langsung, melainkan bisa digunakan sebagai jaminan di bank. Bank yang akan mencairkan jika jaminan tsb sdh diterima. Jadi pencairan dana amanah ini menggunakan mekanisme perbankan.
2. Dana amanah ini nilainya sdh dihitung, dan sdh diwujudkan dalam 1.200 rekening collateral (jaminan) yang telah disebar di seluruh dunia. Keseluruhan rekening ini telah digabungkan ke dalam 1 akses pembuka yaitu rekening khusus dengan nomor 103.357.777, Global Collateral Account.
3. Urungkan saja niat untuk mendapatkan dana amanah ini, jika cara mendapatkannya bukan lewat sistem perbankan. Memang benar, dana ini mempunyai dokumen-dokumen, tetapi masih tersimpan rapi di Bank of England (mengenai emas) dan UBS Switzerland (catatan kepemilikan).
Tidak ada seorangpun yang mampu mengurus ini. Walau dia adalah seorang pemimpin negara atau orang kaya berpengaruh. Jadi BULLSH*T jika ada yang menyatakan dirinya mampu. Kecuali Pemilik/Pemegang Amanah itu sendiri.
4. Sang Pemilik/Pemegang Amanah yang sudah muncul di Depok, Jawa Barat akan mengijinkan siapa saja yang ingin bekerjasama memanfaatkan dana amanah ini. Baik dari kalangan pemerintahan maupun perusahaan demi kesejahteraan bersama. Jangan rakus, tanggung sendiri akibatnya.
NAMANYA JUGA REKENING KHUSUS, YANG BISA MEMAHAMI INI JUGA ORANG KHUSUS.
a) Untuk melihat eksistensi rekening khusus 103.357.777 Global Collateral Account ini dapat dilakukan di Treasury (second screen/blue screen) di setiap bank sentral/bank komersial/sektor privat maupun bank nasional maupun internasional lain yang telah termasuk anggota Committee of 300 di tiap negara di seluruh dunia. (di Indonesia: Mandiri, BCA, BNI, BRI, Danamon).
b) Apapun hasil dari verifikasi tersebut, secara resmi tertulis silakan ditunjukkan kepada Sang Pemilik. Nah..proses kerjasama berlanjut dengan penerbitan Standing Instruction dari Sang Pemilik kepada pihak bank.
“Buah matang di pohon siapapun boleh memakannya, silakan berusaha untuk mendapatkannya (jika mau).”
— Elang Putih —
www garudhaputihagroindustri com
www thecollateralhouse org
youtube.com/watch?v=dLskybgFRGQ

-----
dikutip dari komntar dari blog https://adiluhung.wordpress.com/amanah-tipu-tipu/

Sunday, December 20, 2015

HIRUP

Oleh :  Q Laksa

SPIRITUALITAS MUHAMMAD S.A.W.


Tidak ada informasi yang valid mengenai berapa lama Muhammad SAW menyendiri di Gua Hira, berapa tahun, selama berapa hari, demikian pula perihal puasa saat di Gua Hira tersebut. Meski kita dapatakan informasi dari hadits-hadits namun diperlukan penelitian lebih lanjut soal validitas informasi tersebut.

Meskipun demikian, maksud yang diinformasikan tidaklah selengkap apa yang kita bayangkan di kehidupan kepadatan fisik ini. Namun apa yang disampaikan hanya berupa simbol-simbol, dimana simbol2 tersebut justeru lebih kaya dan lebih detil jika diterjemahkan dan dideskripsikan secara lengkap, akan membutuhkan waktu yang lebih lama proses penyampaiannya.

Maka dapat kita simpulkan,  bahwa menjelang turunnya nubuwah kepada beliau, telah dilakukan pembersihan diri terlebih dahulu. Dimana proses ini merupakan proses spiritual. Menyendiri adalah untuk agar dapat fokus pada diri sendiri, yaitu untuk mendengarkan diri sejati, dimana hal ini tidak dapat dilakukan ketika kita sedang beraktifitas dengan orang lain.

Menyendiri adalah meng-kaji diri. Sampai pada tahap menemukan ketiadaan diri dalam rangka memanifestasikan keberadaanNya. Bahwa apa yang ada pada diri kita, baik wujud material fisik, maupun jiwa, adalah hasil dari ciptaanNya, yang tiada lain adalah diriNya dalam personifikasi ciptaan, sebagai makhluk. Makhluk yang pada hakekatnya tidak ada.

dari ketiadaan itulah, maka, mengakibatkan ketiadaan material, jiwa, nafsu, ego, dan sebagainya. Dimana semua itu, fisik, ego, nafsu, adalah sejumlah magnit yang mengikat jiwa manusia pada kesadaran rendah, materi. Dengan mengosongkan diri an mengisinya dengan kesejatianNya, maka keterhubungan dengan Sang Maha segera tercipta. Hal ini terjadi karena diri kita menjadi ringan, karena beban kita sudah dilepaskan,  beban fisik dan jiwa, nafsu, ego, ketakutan, kekhawatiran. Berubah menjadi kepasrahan yang membuat kita terhubung kepadaNya.

Oleh karena itu, Muhammad SAW sebagai simbol unsur "kemanusiaan" merupakan unsur dan sifat yang ada ada dan mengisi di setiap ciptaan bernama "manusia" itu. Bahwa setiap manusia mampu mengalami perjalanan spiritual hingga memperoleh keterhubungan dengan Sang Maha. Mengalami tingkatan kesadaran yang lebih tinggi.

Pada tahapan ini, manusia menjadi bijaksana, karena memiliki pandangan yang sensitif terhadap segala hal. Memiliki visi multidimensional. Ia mampu membedakan kebohongan dan kejujuran secara lebih jelas dari orang biasa. Mengapa demikian? Karena penglihatannya meliputi semua dimensi, tidak hanya dimensi fisik, melainkan juga dimensi yang lebih halus, seperti getaran, frekuensi yang tak terlihat oleh mata. Kebohongan dan kejujuran adalah abstrak, hanya ada di dalam jiwa, dan jiwa memiliki getaran. Maka getaran itulah yang terbaca.

Ketika cinta telah terjalin antara orang tua dan puteranya, maka ketika keduanya sedang dalam keadaan jauh, akan terasa kerinduan, atau ketika tertimpa musibah. Itulah getaran jiwa. Dan getaran-getaran semacam itu dapat dibina menjadi lebih tajam dan sensitif. Terlebih dengan rasa Cinta kepada Sang Maha.

Pesan apapun yang akan disampaikan dari Sang Maha kepada kita akan langsung dipahami, tentu dengan cara yang tidak seperti komunikasi kita dengan makhluk.

Rasakan kenikmatan dan kebahagiaannya.!
Selamat mencoba!

Saturday, December 19, 2015

ALAM SEMESTA BERLAPIS


ALAM FISIK
Secara kasat mata, kita menganggap kehidupan hanyalah sebatas apa yang kita lihat dan sentuh. Alam fisik, benda-benda yang dapat disentuh dengan jari, diraba dan dirasakan teksturnya. Warna-warni yang dapat diidentifikasi oleh mata fisik, cahaya dan gelap dalam pergantian siang dan malam. Kekayaan rasa yang direspon lidah dan hidung, sedap, asin, asam, manis, pahit, getir, kesat, wangi, bau, badeg, tengik, dan sebagainya. Apa yang kita dengar seperti bunyi yang mengandung informasi, keindahan bunyi , buatan maupun alami, karya seni, dan sebagainya.

Indera kita dapat mengidentifikasi apa yang kita rasakan dalam kehidupan fisik ini untuk kemudian direspon, ditanggapi, diperlakukan bagaimanakah selanjutnya? Disikapi seperti apa?. Bisa sekedar dinikmati, diproduksi ulang untuk kesejahteraan dan kebahagiaan, untuk disyukuri dalam bentuk ritual maupun non ritual sebagai tanda terimakasih kepada Yang Maha Kuasa.

Indera kita sesungguhnya ada juga dalam entitas yang lain yang tidak dijelaskan secara terang-terangan dalam kitab suci sekalipun. Kalau pun ada akan ditutup-tutupi dan dialihkan pembahasannya.

Apa yang dapat kita respon dan rasakan dari kehidupan sesungguhnya masuk ke dalam jiwa, ruh. Disanalah letak akal kita, ada dalam jiwa dan ruh. Bahwa manusia tidak hanya berwujud fisik, melainkan juga non-fisik, batin, ruh, jiwa. Selama ini kebanyakan dari kita terlalu perhatian pada jasad fisik sehingga unsur jiwa berpotensi terabaikan. Sebenarnya penyeimbangan itu ada dalam konteks turunnya ajaran-ajaran dari apa yang kita sebut sebagai agama. Namun pada kenyataannya, setiap ajaran agama, terus mengalami distorsi, penyimpangan yang telah direncanakan, tentu dengan tujuan agar manusia tidak menemukan hakekat dirinya yang sejati. Karena diri sejati inilah yang akhirnya akan memiliki kesempurnaan pemahaman tentang kehidupan. Bahkan kehidupan multidimensional.

DIMENSI RUH
Jiwa manusia tidaklah hidup di alam fisik semata, melainkan di alam non-fisik, yaitu alam non fisik yang berlapis-lapis itu. Alam fisik yang sedang kita jalani sekarang berada di dimensi ke-3. Maka, jika kita terlalu fokus pada tubuh fisik, kita akan terhambat di dimensi ke-3 saja. Alam semesta di dimensi lainnya sudah diinformasikan di dalam kitab-kitab suci agama-agama, yang juga dialami dan dikunjungi oleh para pelaku spiritual. Kita sering mendengar orang-orang yang diberi anugrah luar biasa. Misalnya seorang tak pernah shalat jumat karena setiap jumat ia berada di Mekah. Atau seseorang bermimpi pergi ke langit ke tujuh dan bertemu dengan tokoh-tokoh, bahkan bukan mimpi. Lain lagi seseorang dapat mengobati penyakit dengan cara yang tidak lazim, misalnya hanya dengan mengobrol dan bercengkerama, dan ketika pulang sudah sembuh. Maka hal itu semua menandakan adanya berbagai rahasia kehidupan yang tersimpan di kehidupan dimensi lain.

Menurut informasi dari beberapa "channeling" dengan metode mediumisasi yang penulis saksikan langsung, bahwa mereka yang telah mati, berpindah ke dimensi lain, menjalani kehidupan yang sama, menjalani tugas yang sama, menjalani struktur sosial yang sama. Penulis mengidentifikasi kehidupan tersebut sebagai kehidupan di dimensi ke-4. Dimensi kehidupan lain yang tempatnya berada di dimensi ke-3 juga, fisiknya disini, namun tak kasat mata.

MENAIKKAN KESADARAN
Memang ada juga entitas lain yang diciptakan di dimensi sana dengan bentuk-bentuk yang tidak ada di dimensi sini. Mereka yang tidak terfikirkan oleh kita ternyata ada disana. Seperti dalam dongeng, mitos, cerita rakyat, legenda. Memang betul keberadaannya. Mereka adalah masyarakat yang beraneka ragam, bahkan mereka juga ada yang tidak saling mengenal. Persoalan ini sebenarnya terkait dengan pemahaman kehidupan secara universal. Misalnya diantara kita tentu ada orang-orang yang cara berfikirnya berdasarkan pengelompokan, golongan-golongan. Baik golongan berdasarkan agama, status sosial, dan sebagainya. Di dimensi sana juga akan terbawa jika saat kita mati masih dalam pemahaman yang demikian. Maka hendaknya pemahaman seperti itu segera ditinggalkan untuk agar kita bisa naik ke pemahaman yang universal, memahami perbedaan, untuk mendapatkan pemahaman ke-Satu-an. Itulah universalitas yang dimaksud untuk memahami bagaimana Yang Maha Kuasa adalah Maha Esa, yang menciptakan segala hal yang kita kenal, maupun yang tidak kita kenal. Agar kita menjadi bijaksana, dan memahami bagaimana pengabdian yang baik itu dilakukan untukNya.

Untuk memasuki kehidupan multidimensional,  kita harus memulainya dengan memerdekakan diri dari berbagai kontrol (kendali) dari berbagai pihak terhadap diri kita. Termasuk dari diri kita sendiri, itu karena dalam diri kita terdapat ego, nafsu, riya, yang bisa menghalangi kita masuk ke dimensi yang lebih tinggi. Itulah yang pertama, merdeka dari diri sendiri. Dengan demikian kita akan bisa menerima kehidupan seperti yang kita alami sekarang, tidak menolak, tidak marah-marah, tidak dendam, terhindar segala sifat negatif akibat dari segala hal yang menimpa kita.

Inilah langkah awal menuju kebangkitan kesadaran manusia.
Selamat mencoba!

Wednesday, December 16, 2015

HIRUP

Hirup urang di dunia,
moal bakal salilana,
isuk teuing iraha,

nyawa urang dipundut ku nu kawasa

 
ulah loba teuing pamenta
bisi kaduhung tungtungna
hirup mah mending biasa
sangkan diri urang teu katalangasara,
 

reff:
kamana atuh kasaha
gumantung hirup urip di alam dunia
iwal ka gusti anu sampurna
kanu mikanyaah urang salawasna.


-----
Lirik dan lagu : Ki Laksa
Musik : Purwo R.

ikuti blog ini

Follow My Blog

Popular Posts

KARYA KITA