Thursday, February 11, 2021
GERAKAN ZAMAN BARU
Oleh: Purwo Rubiono, S.Ag.)*
Perubahan zaman yang signifikan itu lazimnya ditandai dengan karakteristik tertentu yang bersifat massal, semisal peralihan dari zaman agraris menuju zaman industri dengan munculnya mesin-mesin produksi pengganti tenaga manusia. Demikian pula peralihan menuju zaman teknologi informasi ditandai dengan munculnya peralatan komunikasi dan informasi yang lebih praktis serta bersifat massal. Hal ini terjadi karena sifat dasar manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan dan peningkatan dalam hidupnya. Tetapi perihal New Age Movement tidak ditentukan oleh indikator material tersebut.
Pergerakan Zaman Baru atau New Age Movement sebenarnya lebih populer di dunia Barat seperti Amerika dan Eropa. Pergeseran yang terlihat pada Zaman Baru justru bukan dipicu oleh kebutuhan material melainkan kebutuhan spiritual. Pergerakan ini konon muncul karena ketidakpuasan manusia terhadap aspek religiusitas yang ditawarkan oleh sistem keagamaan mainstream di dunia Barat dan tentu saja ini kemudian menimbulkan benturan dengan gereja dikarenakan keluar dari aturan-aturan kitab suci. Tujuan pergerakan ini adalah meningkatkan kesadaran spiritual dari tingkat pribadi, menggunakan metode holistik seperti meditasi, hipnoterapi regresi masa lalu, kristal, penyembuhan alternatif, channeling (penyaluran), mistik (kegaiban), proyeksi astral dan praktek-praktek lainnya. Oleh karena itu beberapa peneliti menyebutkan gerakan terlihat seperti mencampur-adukkan berbagai agama, namun memiliki kekuatan pada sifatnya yang eklektik dan esoterik. Dikatakan eklektik karena berpedoman pada filosofi dan teosofi dari berbagai kepercayaan dan kebudayaan tua. Sifatnya yang esoterik dikarenakan prakek-praktek spiritual dilakukan dalam kelompok khusus serta menempuh metode yang tidak umum dan sulit dilakukan disebabkan berkaitan dengan hal-hal yang dianggap suci seperti mantra dan sebagainya. Hal-hal demikian sebenarnya sudah lazim bagi kalangan orang Timur, karena berbagai praktek spiritual maupun filosofi pengusungnya telah banyak dikenal, meditasi misalnya, ada dalam ajaran Hindu dan Buddha, di kalangan penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karenanya bagi sebagian besar masyarakat dunia Timur menyikapi gerakan Zaman Baru ini bukanlah suatu hal yang aneh, tidak booming. Unsur spiritualitas di Timur telah menjadi bagian dari aspek sosial-budaya dan sehingga tidak menimbulkan masalah, misalnya di lingkungan masyarakat adat, aspek sosial merupakan aspek spiritual juga sehingga tampaknya tidak ada dikotomi, demikian sepanjang pengamatan penulis.
Perihal para praktisi gerakan ini memang sulit diidentifikasi, selain karena sifatnya yang eklektik dan esoteris itu, juga mereka sendiri tidak mengenal istilah New Age atau Zaman Baru dikarenakan mereka memiliki dasar dan kronologi yang berbeda dengan masyarakat dunia Barat. Masyarakat umum puan, serta dari kalangan akademisi kurang begitu berminat pada diskursus ini karena terlalu kuat unsur subyektifitasnya sehingga tidak bisa diambil hipotesis yang bersifat umum disebabkan terdapat perbedaan pengalaman spiritual pada para praktisinya. Adapun peneliti yang lainnya memandang perbedaan itu disebabkan karena tingkatan kesadaran spiritual mereka yang berbeda-beda.
Sempat ada beberapa kasus di Indonesia yang menimbulkan masalah dikarenakan praktisinya mengumumkan bahwa ia mengaku menerima pesan dari Tuhan, namun kemudian diislahkan dan ditaubatkan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa aspek esoterik itu memang harus tetap pada keadaannya yang esoteris, hanya untuk kalangan tertentu, subyektif dan tidak dapat digeneralisasikan. Untuk memudahkan pemahaman ini dapat merujuk pada analogi melalui tradisi islam melalui ranah sufistik, tarekat serta berbagai aliran-alirannya, atau pada aliran Kristen Essen, dimana pada ranah tersebut terdapat unsur spiritualitas yang sangat kaya, dan tentu saja memiliki sifat yang sama dengan New Age Movement, esoterik. Seringkali beredar berita bahwa di kalangan ahli agama tertentu yang Zuhud (menghindari kesenangan duniawi) memiliki karomah (kesaktian tertentu) semisal dapat menyembuhkan penyakit serta menolak bayaran, atau berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, menerima wangsit, dan sebagainya. Di kalangan sufi dapat merujuk pada kisah-kisah Al-Hallaj, Ibnu ‘Arabi, Rabiatul Adawiyah, Syekh Abdul Djalil, dan sebagainya. Fenomena yang dialami para sufi dan para guru ini pulalah yang terjadi di kalangan praktisi New Age.
Lantas dari manakah istilah Zaman Baru itu muncul? Ada banyak pendapat para peneliti tentang kemunculan istilah ini, diantaranya dari bermunculannya buku-buku yang berjudul dengan nuansa New Age yang ditulis oleh para praktisinya, namun dalam hal ini penulis mencoba mengambil aspek astronomi. Dalam Origom, yaitu Kalender Bangsa Maya yang berdasarkan hitungan siklus galaksi Bimasakti atau Milky Way, dimana siklus ini berdasarkan perputaran dalam kurun waktu 26.000 (dua puluh enam ribu) tahun. Dalam penanggalan Origom tersebut merepresentasikan berakhir di tahun 2012, setelah tahun itu tidak ada penanggalan lagi, hal inilah yang kemudian ditafsirkan orang bahwa setelah tahun 2012 akan terjadi kiamat. Siklus ini telah diteliti secara astronomi dan terbukti bahwa jarak dari titik awal matahari mengelilingi pusat galaksi hingga kembali ke titik awal lagi menghabiskan waktu kurang lebih 26.000 tahun. Dalam siklus tersebut terdapat dua bagian, yaitu zaman kegelapan dan zaman keemasan. Namun menurut para peneliti astronomi bukan dua bagian melainkan empat meskipun sama saja, yaitu zaman kegelapan kemudian disusul dengan zaman keemasan, lalu disusul lagi dengan zaman kegelapan lagi kemudian zaman keemasan lagi, masing-masing dua kali dalam satu siklus. Dapat diilustrasikan bahwa dalam siklus tersebut terdapat satu zona, yaitu zona foton, para asttronom menyebutnya sabuk foton (photon belt) yang diduga muncul karena radiasi kosmik dari matahari besar yaitu dari pusat galaksi. Pada foto astronomi berwarna emas sehingga zona ini disebut dengan zona emas atau zaman emas atau zaman keemasan. Zona ini berjarak 2000 (dua ribu) tahun.
Ternyata siklus ini juga terdapat dalam sistem agama Hindu dengan istilah Kaliyuga dan Satyayuga. Sebenarnya ada empat fase yaitu Tretayuga, Dwaparayuga, Kaliyuga dan Satyayuga, namun orang lebih mudah mengenalnya Satyayuga dan Kaliyuga karena perbedaannya sangat mencolok, dimana dikatakan bahwa pada fase Kaliyuga adalah fase zaman kegelapan saat itu moralitas manusia sangat jatuh, orang-orang kaya menjadi pemimpin, orang-orang cendekia dan berbudi tampak jenaka. Satyayuga sebaliknya, zaman cahaya, terang benderang, zaman kebangkitan spiritual, moral. Perihal pengaruh cahaya galaksi dengan evolusi DNA manusia serta perubahan kesadaran spiritual dapat dibahas melalui aspek ilmu fisika kuantum di artikel yang lain. Terdapat ciri-ciri khusus bagi orang yang mengalami kebangkitan spiritual, diantaranya adalah berubahnya jam tidur.
Ketertarikan penulis pada diskursus New Age Movement ini adalah ketika mencoba menghubungkannya dengan studi-studi tentang agama-agama dan kebudayaan tua dimana penulis dapat menemukan satu tujuan yang sama yaitu apa yang kita kenal dengan istilah akhlakul karimah, perilaku mulia, dan dharma.
Adapun pendekatan secara akademis mengenai fenomena ini dapat melalui aspek psikologi terutama parapsikologi, atau psikologi aliran Carl Jung, sufisme dan mistisisme, asronomi, fisika kuantum, antropologi kebudayaan, teosofi atau bahkan jika secara holistik akan lebih baik lagi namun tentu saja butuh lebih banyak enerji.
Dapat disimpulkan bahwa Gerakan Zaman Baru merupakan istilah populer di dunia Barat namun esensinya sama dengan yang terdapat di dunia Timur dikarenakan jelas-jelas ia mengambil aspek-aspek kebijaksanaan dan spiritualitas dari Dunia Timur, baik dari unsur agama maupun budaya. Tujuan gerakan ini adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat yang didahului dari diri pribadi. Semoga saja perubahan zaman yang signifikan itu ditandai dengan perubahan massal pada perilaku manusia menjadi lebih bermoral, berakhlakul karimah, berperilaku mulia dan mengutamakan Dharma.
_
)* Penulis adalah pemerhati kebudayaan
(artikel untuk Kabar Banten)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
- LAUT KIDUL Oleh : Noname Do= G (Female) - Duh waasna laut kidul ngembat paul jiga2na gambar mega bodas nangkleuk di awang2 ...
-
- BASISIR CARITA Endah basisir Carita Panorama Selat Sunda Dijugjug parawisata Datang ti mancanagara Ombak nu paudag-udag Kiki...
-
Oleh: Purwo Rubiono Mengaransemen lagu, berarti mengkonsep-ulang suatu lagu dari bentuk asli yang sudah ada sebelumnya. Hal inilah yang ...
-
SURANTANG SURINTING Cipt. Arif Zafrullah (Uloh) Batur batur yok kumpul rerageman Kula derbe sios dedolanan Sing bangkit gawe ...
-
UTI UTI URI Uti uti uri bentang bentang sinyar Uti uti uri bentang bentang sinyar Nyatu jeung pais teri kabita ku kejo anyar Kange...
-
Chord lagu KAU Candra Darusman KAU (Candra Darusman) Do=D Intro: |DMaj7 |D#Maj7/Bb |DMaj7 | Gm/A C/A G6/A G | (2x) Sing: ...
-
KURSUS MUSIK DAN VOKAL ======================= 1. Piano/Keyboard 2. Gitar Akustik 3. Bass 4. Biola 5. Vokal 5. Vokal Grup --------...
-
Partitur atau notasi lagu Hymne Guru karya Sartono dengan aransemen Alto oleh Purwo Rubiono. Lagu ini mengalami perubahan pada tahun 2007, ...
No comments:
Post a Comment