Selamat datang di blog KJB! Selamat Anda telah mendapat peunjuk dari Tuhan sehingga diarahkan menuju webblog ini, Anda orang yang terpilih

Klik to Chat Admin

Sunday, April 12, 2009

LAGU-LAGU JAZZ DARI TANAH AIR

Pada era 80an s/d 90an musik jazz di indonesia sempat sukses, diantaranya ada solo Faridz RM ,Deddy Dhukun, Dian Pramana Poetra, Utha Likumahuwa, Rhien Djamain, January Christy, Harvey Malaiholo, dan banyak lagi. Sedangkan yang tergabung dalam grup band seperti Karimata, Krakatau, Indonesia 6, Bhaskara yang salah satu lagunya (Betawi) dipakai oleh stasiun TV swasta Indonesia sebagai musik penutup Seputar Indonesia.
Musik jazz memang banyak genre-nya, ada jazz latin (sebut saja latin jazz; bossa, samba, salsa) seperti lagu "Kasih" (bossa) yang dipopulerkan oleh Ermy Kullit, atau Harvey Malaiholo dalam "Jerat" serta beberapa lagu lainnya. Adapun Jazz - yang berakar pada swing - dapat disimak dari lagu "Aku Ini Punya Siapa" dari January Christy, Dian Pramana Poetra dengan "Semurni Kasih" atau "Mimpi dan Rumah Ketujuh" dari Indera Lesmana. Swing sering diiidentikkan dengan "jazz" yang sesungguhnya, meski jazz sendiri berakar dari ragtime (irama seperti marching band), karena dalam swing sudah mulai terdapat sinkop, ketukan triplet (tentu saja), kebebasan mengembangkan chord (akor, kunci) serta improvisasi. lagu-lagu swing di era awal pemunculannya kurang begitu disukai karena tidak familiar dengan telinga orang kita (Indonesia), jenis ini sering kita dengar di film-film kartun seperti Tom And Jerry atau dari Walt Disney. Namun terakhir sudah banyak yang memainkan jenis musik ini (swing) seperti Opustre pada lagu "Payung Fantasi" karya Ismail Marzuki.
Genre lainnya, seperti pop jazz juga banyak, seperti Vina Panduwinata, meski sudah banyak menggunakan sinkop, namun tidak memainkan triplet pada ride cymbal atau head. Kesan Pop sangat kental pada lagu "Aku Makin Cinta". Namun kelebihannya ia tetap membuat overtune (perpindahan nada dasar) yang memberi kesan jazz new age.
Pada era ini, musik jazz di tanah air sudah bisa diterima, hanya saja tidak disebut sebagai jazz karena saat itu orang menyebut jazz akan terkesan mewah, Faridz RM sendiri menyatakan lagu-lagunya sebagai jenis Pop Kreatif, memang saat itu gencar juga lagu-lagu (maaf) "cengeng" seperti lagu-lagu Obby Mesakh, Rinto Harahap dll, yang dibawakan oleh solois perempuan, namun hal itu merupakan pilihan, karena masyarakat musik sudah terbagi dan kita tidak bisa pungkiri itu.
Baiklah, sebagai pengantar saja, bahwa pada dasarnya, musik jazz di Indonesia sudah bisa diterima, hanya saat itu datang genre musik baru, yaitu Hard Rock, penikmat pun terbagi lagi. Tetapi, musik jazz adalah musik revolusioner, dia terus mengikuti perkembangan zaman, semisal kolaborasi Jazz dan Rock akan menjadi Fussion (Level 42, Fourplay, Funky Kopral, dll), jazz adalah musik kebebasan, bebas melakukan improvisasi.

Next issue: Improvisasi.

ikuti blog ini

Follow My Blog

Popular Posts

KARYA KITA