Selamat datang di blog KJB! Selamat Anda telah mendapat peunjuk dari Tuhan sehingga diarahkan menuju webblog ini, Anda orang yang terpilih

Klik to Chat Admin

Sunday, December 20, 2015

SPIRITUALITAS MUHAMMAD S.A.W.


Tidak ada informasi yang valid mengenai berapa lama Muhammad SAW menyendiri di Gua Hira, berapa tahun, selama berapa hari, demikian pula perihal puasa saat di Gua Hira tersebut. Meski kita dapatakan informasi dari hadits-hadits namun diperlukan penelitian lebih lanjut soal validitas informasi tersebut.

Meskipun demikian, maksud yang diinformasikan tidaklah selengkap apa yang kita bayangkan di kehidupan kepadatan fisik ini. Namun apa yang disampaikan hanya berupa simbol-simbol, dimana simbol2 tersebut justeru lebih kaya dan lebih detil jika diterjemahkan dan dideskripsikan secara lengkap, akan membutuhkan waktu yang lebih lama proses penyampaiannya.

Maka dapat kita simpulkan,  bahwa menjelang turunnya nubuwah kepada beliau, telah dilakukan pembersihan diri terlebih dahulu. Dimana proses ini merupakan proses spiritual. Menyendiri adalah untuk agar dapat fokus pada diri sendiri, yaitu untuk mendengarkan diri sejati, dimana hal ini tidak dapat dilakukan ketika kita sedang beraktifitas dengan orang lain.

Menyendiri adalah meng-kaji diri. Sampai pada tahap menemukan ketiadaan diri dalam rangka memanifestasikan keberadaanNya. Bahwa apa yang ada pada diri kita, baik wujud material fisik, maupun jiwa, adalah hasil dari ciptaanNya, yang tiada lain adalah diriNya dalam personifikasi ciptaan, sebagai makhluk. Makhluk yang pada hakekatnya tidak ada.

dari ketiadaan itulah, maka, mengakibatkan ketiadaan material, jiwa, nafsu, ego, dan sebagainya. Dimana semua itu, fisik, ego, nafsu, adalah sejumlah magnit yang mengikat jiwa manusia pada kesadaran rendah, materi. Dengan mengosongkan diri an mengisinya dengan kesejatianNya, maka keterhubungan dengan Sang Maha segera tercipta. Hal ini terjadi karena diri kita menjadi ringan, karena beban kita sudah dilepaskan,  beban fisik dan jiwa, nafsu, ego, ketakutan, kekhawatiran. Berubah menjadi kepasrahan yang membuat kita terhubung kepadaNya.

Oleh karena itu, Muhammad SAW sebagai simbol unsur "kemanusiaan" merupakan unsur dan sifat yang ada ada dan mengisi di setiap ciptaan bernama "manusia" itu. Bahwa setiap manusia mampu mengalami perjalanan spiritual hingga memperoleh keterhubungan dengan Sang Maha. Mengalami tingkatan kesadaran yang lebih tinggi.

Pada tahapan ini, manusia menjadi bijaksana, karena memiliki pandangan yang sensitif terhadap segala hal. Memiliki visi multidimensional. Ia mampu membedakan kebohongan dan kejujuran secara lebih jelas dari orang biasa. Mengapa demikian? Karena penglihatannya meliputi semua dimensi, tidak hanya dimensi fisik, melainkan juga dimensi yang lebih halus, seperti getaran, frekuensi yang tak terlihat oleh mata. Kebohongan dan kejujuran adalah abstrak, hanya ada di dalam jiwa, dan jiwa memiliki getaran. Maka getaran itulah yang terbaca.

Ketika cinta telah terjalin antara orang tua dan puteranya, maka ketika keduanya sedang dalam keadaan jauh, akan terasa kerinduan, atau ketika tertimpa musibah. Itulah getaran jiwa. Dan getaran-getaran semacam itu dapat dibina menjadi lebih tajam dan sensitif. Terlebih dengan rasa Cinta kepada Sang Maha.

Pesan apapun yang akan disampaikan dari Sang Maha kepada kita akan langsung dipahami, tentu dengan cara yang tidak seperti komunikasi kita dengan makhluk.

Rasakan kenikmatan dan kebahagiaannya.!
Selamat mencoba!

No comments:

ikuti blog ini

Follow My Blog

Popular Posts

KARYA KITA