Selamat datang di blog KJB! Selamat Anda telah mendapat peunjuk dari Tuhan sehingga diarahkan menuju webblog ini, Anda orang yang terpilih

Klik to Chat Admin

Monday, July 13, 2020

REALITAS MULIDIMENSIONAL

Oleh: Purwo Rubiono

Alam ini terdiri dari banyak dimensi, istilah lainnya adalah alam semesta paralel. Artinya kita memiliki kehidupan yang lain. Dalam konteks berbagai agama dikenal dengan surga, alam kubur, alam barzakh, dan sebagainya. Dalam ranah ilmu pengetahuan dikenal dengan alam fisik dan alam metafisik. Alam fisik adalah alam dimana semua benda, semua makhluk dapat dilihat dengan kasat mata dan dapat disentuh dengan tangan dan dapat dirasakan oleh indera pengecap maupun penciuman. Tetapi kemudian manusia merasa ada misteri ketika ia merasakan perasaan cinta yang tak dikenal dalam indera fisik. Hal ini pulalah yang akan kita kupas.

Realitas multidimensional adalah kenyataan atau alam nyata yang ternyata ada beraneka ragam, ada alam mimpi, alam astral, alam mental, alam surga, dan sebagainya. Lalu apakah kita berada di semua alam tersebut secara bersamaan?
Gambar: Gelombang (Sumber: StudioBelajar.com)


Secara fisika, kita pernah mempelajari gelombang radio dimana dahulu ada gelombang SW1, SW2, MW, dan kini ada FM. Keberadaaan radio membuat kita dapat mendengar suara manusia atau suara apapun yang jauh dari jangkauan telinga sehingga tersampaikan. Adalah telah menjadi suatu hal yang biasa dan tidak ada yang istimewa ketika kita mendengarkan radio. Tetapi pada awal kemunculannya, orang-orang merasakan keistimewaan karena dapat mendengar berita atau hiburan lainnya hanya dengan sebuah kotak yang bernama radio itu. Ada suara manusia dari kotak tersebut. Manusianya dimana?

Gelombang adalah medium, kendaraan, hantaran yang dapat membawa sesuatu. Gelombang dapat membawa muatan. Dalam radio transistor kita dapat memilih gelombang yang mana yang ingin kita dengar, setiap gelombang berbeda-beda penyiar dan programnya. Seolah mereka memiliki kehidupan masing-masing yang berbeda.
Gambar: Radio Transistor (Sumber: Bukalapak)

Kemudian muncullah teknologi televisi. Kini umat manusia tidak hanya mendengar suara saja, tetapi juga gambar yang bersuara. Audio-visual (audio=suara, visual= visi, sesuatu yang dapat dilihat, gambar).

Gambar: Menonton Televisi (Sumber: kemndikbud)

Dalam ranah teknologi komunikasi sebenarnya manusia sudah mengenal telegraph, yaitu alat sandi atau pesan yang dapat disampaikan melalui kabel, misalnya dalam perkereta-apian. Kemudian berkembang menjadi telepon (berkabel), lalu saat ini manusia dapat berkomunikasi melalui ponsel (telepon seluler) tanpa kabel.

Setiap orang memiliki nomor telepon, membeli pulsa untuk menggunakan frekuensi tertentu (memilih provider, misalnya Telkomsel, XL, Smartfren, Tri, dll). Seiap orang dapat menelepon atau menerima telepon anpa mengganggu orang lain yang sedang menggunakan telepon. Artinya masing-masing prang memiliki jalur frekuensi tersendiri, tidak saling mengganggu atau terganggu.

Kini manusia tidak hanya menikmati komunikasi telepon saja, melainkan juga bisa melakuka panggilan video (video call).

Gambar: Video Call (Sumber: OkeTekno.com)

Bayangkan zaman dahulu kala manusia berkomunikasi jarak jauh menggunakan apa?
Perumpamaan ini hanya sebagai pengantar untuk memahami bagaimana keberadaan "realias multidimensional" itu. Mereka terbagi dalam frekuensi tertentu.

Istilah "multidimensional reality" sendiri muncul  dari kalangan praktisi spiritual moderen. Mereka adalah mempraktekan tata cara spiritul yang biasa dilakukan orang-orang timur, kontemplasi atau meditasi (samadi/semedi, tapa brata) sehingga terbuka portal bagi mereka untuk pergi ke alam lapisan yang lain, ke frekuensi lain. Hal ini juga dapat dilakukan oleh anak indigo secara alamiah, artinya anak-anak indigo dapat masuk ke lapisan lain tanpa melalui meditasi atau pelatihan khusus, hanya saja kekurangan anak indigo tidak memiliki wawasan terhadap alam yang mereka masuki tersebut sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang dihadapi.

Baiklah, alam semesta multidimensional itu "seperti" alam yang berlapis-lapis atau tingkatan. Ada tujuh lapis/tingkatan, ada pula yang menyebutnya 12 lapisan/tingkatan. Pada dasarnya keduanya sama, pembagian 12 lapis merupakan detil dari yang 7 lapis tersebut, yang berarti di setiap lapisan terdapat lapisan-lapisan juga.

Pembagian tingkatan alam ini dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu:
1. Tingkat "kesadaran" makhluk yang ada di dalamnya (dimension),
2. Tingkat "kepadatan" makhluk dan alamnya (density).

Apa yang dimaksud dengan "Kesadaran" adalah  kesadaran yang dapat ditangkap terhadap eksistensi dan lingkungan di frekuensi/getaran tertentu. Misalnya manusia dapat menangkap entitas fisik di lingkungan fisik, misalnya manusia bertemu dengan manusia lain di bumi fisik. Ada pula manusia yang dapat menangkap entitas non fisik di lingkungan non fisik, misalnya dapat merasakan kehadiran jin atau malaikat. Kedua lingkungan itu berbeda secara frekuensi/getaran.

Kesadaran juga mencakup tingkat perkembangan kreatifitas suatu entitas, misalnya hewan lebah sejak zaman dahulu kala hingga sekarang membuat sarang tidak berubah, seperti itu-itu saja, artinya lebah tidak melakukan perkembangan dalam membuat sarang, misalnya menggunakan semen dan beton. Unsur kreatifitas juga termasuk dalam kategori "kesadaran".

Demikian pula unsur kimiawi molekul, misalnya molekul air (H2O) sejak dahulu tidak berubah atau berkembang misalnya menjadi H2O3 atau H2SO4. Setiap unsur kimia maupun molekul zat memiliki karakteristik, tabiat, dan kesadaran tertentu yang terbatas sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Gambar: Ilustrasi Molekul Air (Sumber:E-education.psu.edu)
Gambar: Tabel Periodik (sumber: )

Salah satu contoh pengalaman kesadaran manusia misalnya saat bermimpi. Maka kesadaran saat bermimpi dengan saat bangun itu berbeda tingkatannya/lapisannya, berbeda frekuensinya, berbeda getarannya. Demikian halnya saat koma, sakit, sekarat, dsb. Jelas kondisi kesadaran tersebut memiliki tingkatan/lapis yang berbeda.

Adapun perihal "kepadatan" makhluk merujuk pada sifat material (ini berkaitan dengan getaran unsur dan zat penyusunnya). Misalnya mineral. Molekul mineral memiliki kepadatan yang berbeda dengan hewan karena partikel mineral sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh kasat mata, sedangkan hewan dapat dilihat, namun demikian, dalam hal ini, baik molekul maupun hewan diperlakukan sebagai entitas tersendiri, masing-masing dianggap individu. Bahkan hewan terkecil pun yang hanya dapat dilihat mikroskop tetap dianggap sebagai satu individu, misalnya amoeba. Maka dalam hal ini, mineral dianggap makhluk yang berbeda kepadatannya dengan hewan dan tumbuhan.

Makhluk yang berkepadatan lebih renggang adalah makhluk cahaya, energi, dan semacamnya. Seperti yang kita kenal dengan jin, malaikat, peri, selongsong astral, jiwa, ruh, dan sebagainya, mereka berada di frekuensi yang berbeda, yaitu frekuensi alam mimpi, alam kahiyangan/surga, dan sebagainya. Itu semua akan dibahas dalam tulisan yang lain.


Gambar: Amoeba (Sumber: Wikipedia)

Jadi, baik secara kepadatan (Density) maupun frekuensi kesadaran (Dimension), mineral dengan hewan itu berbeda tingkatannya. Mineral  berada di Dimensi dan Densitiy tingkat 1 (1D), sedangkan hewan dan tumbuhan berada di Dimensi dan Densiti tingkat 2 (2D).

Secara material, manusia berada di kepadatan (densiti) yang sama dengan tumbuhan dan hewan, namun karena berbeda secara kesadaran, manusia berada di tingkat 3 (3D). Ini karena manusia memiliki "daya kreatifitas" yang didukung oleh pikiran dan intuisi.

Adapun alam mimpi adalah alam astral, alam kubur, alam barzakh, alam mental. Alam ini dikategorikan sebagai 4D. Penghuni alam ini terdiri dari orang-orang yang sedang bermimpi (sedang tidur), tubuh astral (dimana setiap makhluk memiliki semacam copy dalam bentuk energi asral, tidak hanya makhluk hidup, benda mati pun memiliki energi astral), apa yang kita kenal sebagai hantu, jin, alien, peri, malaikat dan makhluk cahaya lainnya. Alam ini tidak kasat mata, oleh karena itu penghuninya hanya berupa energi, ruh, cahaya.

Ada pula makhluk-makhluk ciptaan dari kekuatan khayalan/pikiran. Ada pula para guru spiritual, orang-orang yang moksa/ngahiyang/naik (ascending), orang yang sudah mati (itulah mengapa kita sering bertemu dengan orang yang sudah mati dalam mimpi ). Para malaikat/dewa yang ditugaskan di alam ini juga ada.

Di alam 4D juga terdapat tingkatan-tingkatan atau lapisan-lapisan. Konon menurut C.W. Leadbeater, neraka juga ada di 4D di lapisan yang tersembunyi. Mengenai hal ini telah diteliti secara rinci oleh Leadbeater, silahkan lihat referensi no.2.

Alam 5D adalah alam malaikat, alam ruh, alam cahaya, di alam ini tidak ada konsep waktu secara linear, tidak ada bahasa lingistik atau tulisan karena tidak diperlukan, semua makhluk di alam ini berkomunikasi seperti telepati, pemahaman (manifestasi) terjadi secara langsung. Kita dapat memahami semua pikiran orang tanpa melalui bicara, termasuk pikiran baik dan jahat-meskipun di 5D sudah tidak ada dualitas baik-buruk, baik-jahat, dsb, dikarenakan semua terjadi begitu saja-. Alam 5D juga dikatakan sebagai alam "Bumi Baru".

Alam 6D adalah alam penghulu malaikat (malaikatnya malaikat). Secara  fisika alam ini dimana tempat terletak wormhole, blackhole. tidak ada konsep waktu, energi tak terdefinisi

Alam 7D adalah alam tak terdefinisi.

DUNIA PARALEL

Maksudnya adalah adanya kehidupan lain, dimana ada diri kita juga disana. Untuk lebih memahaminya, kita harus memperhatikan beberapa konsep;

1. Konsep Waktu. Kita yang hidup di realitas 3D, dimana realitas ini terikat oleh waktu secara linear, yaitu waktu berjalan searah menuju masa depan,tidak bisa mundur dan tidak bisa berhenti. Sedangkan di realitas lain, yaitu realits 5D dan seterusnya, konsep waktu tidak sama dengan di 3D. Ada yang menyebutkan bahwa waktu di 5D keatas tidak linear melainkan melingkar, ini mungkin hanya perumpamaan saja agar mudah dipahami. Dengan demikian setiap entitas dapat melompat ke waktu yang mana saja, masa lalu atau masa depan.

2. Konsep Cahaya. Ruh adalah cahaya, cahaya dalam pengertian luas yang bukan hanya jenis cahaya yang dapat dilihat dengan mata telanjang, cahaya dalam pengertian ini termasuk di dalamnya adalah energi, daya, getaran, frekuensi, vibrasi, gelombang. Suatu entitas, misalnya manusia bukan hanya memiliki tubuh fisik melainkan juga tubuh cahaya sebagaimana yang kita kenal sebagai "ruh". Ruh ini tidak hanya hidup di kehidupan 3D, melainkan juga di 4D, 5D, 6D. Jadi sebenarnya manusia adalah makhluk multidimensional-reality. Sebagaimana keterangan para praktisi spiritual, bahwa di 4D terdapat tubuh astral, ia merupakan energi juga, energi astral, jiwa, pikiran juga ada di dimensi ini. Energi asral hanya ada di 3D dan 4D, kita sering menyebutnya "aura". Di 5D hanya ada tubuh cahaya (ruh).

jadi kalau dibuatkan tabel akan terlihat seperti ini:





Jadi dapat dikatakan bahwa dunia paralel itu memang ada dan dihuni oleh tubuh cahaya saja.

Next article:
-UKURAN RUH
-DUALITAS

------
referensi
1.

No comments:

ikuti blog ini

Follow My Blog

Popular Posts

KARYA KITA